Jumat, 04 Maret 2016

Cewek Cantik Palembang

Ini dia salah satu cewek yg selalu jadi perbincangan hangat, tapi sayangnya identitas aslinya belum di ketahui secara jelas. Tapi menurut  kabar yang beredar bahwa cewek cantik ini berasal dari Palembang Sumatera Selatan.

Ini foto aslinya beberapa pekan yang lalu, Gua pribadi sih jujur masih penasaran banget sama ni cewek pasalnya kemunculannya di dumay sontak menuai banyak kontroversi, mulai dari kontroversi sama para plagiat sampai di bully krena tuduhan yg menurut gua gk wajar di layangkan ke cewek seusia dia apa lagi dia pake hijab. so, it's beautifull she :)


Jumat, 26 Februari 2016

Cara Menghilangkan Rasa Sakit Hati Yang Mendalam


Sekali waktu dalam hidup ini kita mengalami sakit hati akibat perbuatan orang lain yang kita anggap menyakiti perasaan. Entah itu dalam pertemanan, pekerjaan, atau percintaan, kadang terjadi yang namanya pengkhianatan yang meninggalkan rasa sakit hati, kecewa, dendam yang membekas bagai luka yang sulit mengering.
Paling umum kasus sakit hati ini terjadi dalam dunia percintaan. Sakit hati karena cinta bertepuk sebelah tangan, sakit hati dan kecewa karena ditinggal pacar, atau sakit hati karena diselingkuhi.
Ada orang yang dengan mudahnya bisa move on dari kejadian tersebut, tetapi ada juga orang-orang yang merasa sulit melupakan peristiwa yang menyakitkan tersebut, walaupun sebenarnya bukan sulit untuk move on tetapi secara bawah sadar mereka memutuskan untuk tidak mau move on.
Kenapa bisa begitu?
Karena ada rasa tidak terima, rasa tidak puas jika tidak bisa membalas, ingin sang pengkhianat merasakan hal yang sama atau bahkan lebih sakit lagi, tapi bisa juga karena sebenarnya tidak mau melepas pergi orang yang telah mengkhianati itu karena masih tersisa rasa cinta di dasar hatinya dan berharap si pengkhianat sadar kemudian kembali ke pelukannya.
Tetapi kerugiannya jauh lebih banyak, karena selain tidak bisa membuka diri untuk hubungan yang baru, rasa sakit hati yang dipendam pun dapat menggerogoti tubuh kita perlahan-lahan. Bukan hal yang aneh jika ada orang yang memendam rasa sakit hati dan kecewanya selama bertahun-tahun hingga akhirnya tubuhnya digerogoti kanker.
Ya, itu sangat mungkin terjadi karena 90% penyakit fisik berasal dari faktor psikis. Bahkan pola makan atau pola hidup yang seringkali dijadikan kambing hitam dari munculnya sebuah penyakit kronis bisa berawal dari pengalihan stres.

Bagaimana cara menghilangkan rasa sakit hati yang mendalam?

Pertama, Anda harus sadari bahwa Anda memegang kendali atas diri Anda, atas hidup Anda. Bukan orang lain yang mengendalikan hidup Anda, bukan perbuatan mereka yang membuat Anda kecewa, karena tidak ada seorangpun yang bisa menyakiti perasaan Anda kecuali Anda sendiri yang memutuskan untuk menjadi pihak korban yang tersakiti.
Kedua, wajar sebagai manusia kita memiliki emosi marah atau sedih, tetapi kita harus kendalikan jangan berlarut-larut dan jangan dilampiaskan dengan cara yang tidak aman. Ada saatnya kita harus lepaskan emosi-emosi yang terpendam tersebut melalui cara yang aman, misalnya dengan bicara kepada orang yang bisa Anda percaya dan yang mau mendengarkan Anda. Mengungkapkan perasaan akan jauh lebih melegakan dibandingkan jika dipendam sendiri. Atau jika ragu untuk membicarakannya pada teman, Anda bisa tulis dan ungkapkan perasaan Anda melalui diary. Tuliskan semua kesedihan dan kemarahan Anda sampai puas, dan setelah itu Anda bisa robek atau bakar kertasnya.

10 Cara Cepat Atasi Rasa Sakit Hati Karena Cinta



1. Berpikir Positif

Cobalah untuk melihat seluruh problem dari segi sebaiknya. Untuk apa anda bersedih untuk orang yang tidak menyukai anda? Seseprang yang benar-benar mencintai Anda sepenuhnya tentu tidak akan ingin menyakiti perasaan Anda, terlebih hingga menodai cinta anda. Lantas ketika pasangan anda mengkhianati anda, berarti cintanya tidak murni serta tidak layak untuk dipertahankan. Mungkin akan berbeda keadaannya jika ia mau bersungguh-sungguh berubah, karena manusia tidak ada yang sempurna, sehingga dalam hal ini kita harus tampil berani, sekaligus memberikan maaf kepada orang yang sungguh-sungguh memintannya.  
2. Mendekatkan Diri Dengan Tuhan
Segala persoalan yang dihadapi manusia memanglah tidak luput dari campur tangan Sang Maha Kuasa, serta hal ini diberikan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Ada kalanya permasalahan yang sedang dihadapi adalah bagian dari sebuah ujian bagi Anda sebagai hambaNya dengan suatu maksud atau rencana yang lebih indah dan lebih baik, maka dengan berserah kepada Tuhan, tentu saja membuat keberadaan hidup Anda akan menjadi lebih ringan, sekaligus menanggalkan beban sakit hati, kesedihan dan juga kekecewaan.

3. Membuka Hati Untuk Orang Lain
Anda mesti menyediakan peluang untuk orang lain untuk memasuki hati anda. Pinggirkan rasa traumatis dikarenakan kegagalan cinta di masa lalu. Yakinkan diri bahwa orang yang mendekati anda yaitu orang yang tidak sama dengan yang dulu, sehingga kemungkinan hal serupa yang terulang kembali akan sangat sulit terjadi. Tiap-tiap orang tentu akan berbeda pemikiran, dan inilah saat yang tepat bagi anda untuk mendapatkan pengganti yang lebih baik. Meski demikian anda mesti lebih selektif serta waspada saat menjatuhkan pilihan, agar tidak mengalami perihal yang sama. Saling menghormati serta mengerti yaitu kunci sukses didalam tiap-tiap hubungan.

4. Lampiaskan Perasaan Dengan Berkegiatan
Anda dapat melampiaskan kekesalan anda, kemarahan anda didalam aktivitas yang positif. Bila anda senang olahraga, silakan berolahraga. Bila anda senang menulis, silakan menulis, dalam hal ini anda dapat menuangkan seluruh beban pikiran serta sakit hati anda didalam catatan. Mungkin tanpa sadar anda akan mampu membuat sesuatu cerita yang sangat bagus.

5. Ambil yang terbaik dari yang buruk

Kamu harus sadari bahwa kadang hal yang baik itu sering datang bersamaan dengan yang buruk. Ya beberapa hubungan memiliki hal-hal yang lebih baik dan yang lainnya lebih buruk, kamu perlu berusaha untuk menyesuaikan diri sebelum menemukan cinta yang baru. Siapa tahu aja kamu berubah pikiran setelah melihat orang yang special menurut kamu.

6. Walau berat, tetap maju trus
Jika kamu baru saja keluar dari sebuah situasi hubungan yang buruk, kamu perlu belajar bagaimana untuk melanjutkannya, tanpa menerapkan semua yang sudah terjadi pada hubungan yang lalu untuk yang akan datang. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa tidak semua orang adalah sama dan tidak semua orang akan memperlakukan kamu sama persis.

7. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan
Pada akhirnya nanti hanya kamu yang tahu apa yang kamu butuhkan dalam hidup ini, kamu tahu apa yang membuat kamu bahagia dan apa yang tidak oleh karena itu kamu perlu melakukan apa yang terbaik bagi dirimu sendiri. Tentu saja ketika kamu menemukan cinta yang baru, kamu ingin menyenangkan orang lain tapi kamu harus selalu menempatkan dirimu yang utama.

8. Luangkan waktu dengan teman dan keluarga

Biasanya hanya sedikit waktu yang berkualitas untuk dihabiskan bersama dengan keluarga dekat dan teman-teman. Menurut saya ini merupakan cara terbaik untuk benar-benar membiarkan hubungan yang buruk itu berlalu dengan baik. Ingat bahwa setiap calon pasangan tertarik dengan orang yang menyenangkan, selalu gembira.

9. Tertawa dan tersenyum
Pastikanlah bahwa kamu selalu tertawa dan banyak tersenyum sepanjang hari, entah di tempat kerja atau mengemudi mobil atau berbicara dengan teman-teman. Banyak ahli mengatakan bahwa tertawa dan tersenyum cenderung membuat penampilan kita terlihat lebih menarik bagi calon pasangan potensial.

10. Lupakan Masa Lalu dan Mempersiapkan Masa Depan

Bila anda sedang mengemudi serta terus menenur melihat ke belakang maka anda akan menabrak. Lihatlah ke belakang pada waktu spesifik saja. Layaknya juga didalam perihal hidup, lupakan periode lalu serta cermati persiapan anda untuk menghadapi hari esok. Jauhi meratapi diri sendiri serta segera buat gagasan untuk hari esok anda. Apa yang berlangsung pada hari esok yaitu buah dari apa yang anda kerjakan sekarang ini.

Rabu, 24 Februari 2016

CARA MOVE ON TERCEPAT VERSI MARIO TEGUH

Trik “Move On” ala Mario Teguh

Move on, biasanya dikaitkan dengan masalah percintaan saja. Tapi ternyata tidak. Semua permasalahan hidup yang dialami manusia, membuat diri ini harus tetap move on. Apa saja langkah-langkah untuk dapat move on? Yuk kita baca trik dibawah ini.

Pertama, 

bandingkan usia kita dengan usia orang lain. Banyak orang yang lebih muda dan berhasil, maka disitulah kita akan merasa untuk move on.

Kedua,

  bandingkan diri kita dengan orang-orang yang awal kehidupannya lebih sulit daripada kita yang kini hidupnya lebih mandiri, mapan, dan terhormat. Maka kita pun akan move on.

Ketiga, 

yakinkan diri ini bahwa impian kita yang indah tidak akan bisa dimatikan oleh kegagalan. Hal ini akan membuat merasa senang, damai, dan kita akan menemukan ketertarikan untuk mencoba pergaulan baru, dengan orang-orang yang hobinya sama. Kita akan merasakan adanya dorongan yang kuat sekali agar menjadi berhasil.
Sebenarnya kesempatan untuk berhasil lebih besar daripada gagal. Mengapa bisa begitu? Semua karena kita melambankan kesedihan dalam hidup.

Keempat, 

tidak perlu memikirkan pendapat orang lain. Sikap move on yang kita lakukan tentu bukan tanpa sebab. Kekecewaan yang kita rasakan memang terasa sulit untuk dilupakan begitu saja. Namun harus diketahui bahwa pendapat yang paling penting dalam kehidupan ini adalah pendapat kita sendiri.

Kelima, 

jangan pernah merendahkan diri sendiri.  Ajarilah orang bicara untuk menghormati diri sendiri dengan berkata yang baik pada dirinya. Bersikaplah respect your self. Di saat kita mempunyai masalah dengan seseorang yang telah mengecewakan diri ini, janganlah sampai memutuskan tali silaturahmi. Itu akan membuat orang tersebut menjadi sangat penting namun membuat diri Anda sendiri menjadi tidak penting di mata orang lain.

 Nah, Anda tertarik mencobanya?? inilah trik Move On Ala Mario Teguh 

CARA CEPAT MOVE ON DALAM 3 HARI DI JAMIN BERHASIL

Galau ? Cara Cepat Untuk Move On Dijamin Berhasil

Sekarang tahun 2016 lagi pada musimnya galau - galauan
Dari pada galau - galauan terus di facebook, nulis status yang gak jelas cobalah untuk menerima apa yang sudah terjadi sama kita dan salah satu kuncinya adalah keikhlasan hati untuk menerima. Saran aku sih dari pada sakit hati berkelanjutan apa salahnya untuk Move On dan berikut ini adalah cara Move On ala Catatan Harian Irfan :
  1. Ini adalah yang paling utama dan jangan sampai ketinggalan, utamakan yang lima waktu jangan sampai ketinggalan dan berdoalah agar proses Move On berjalan dengan lancar.

  2. Hapus semua foto mantan yang ada di handpone apalagi kalo ada foto bareng nya itu akan mengingatkan terus kita sama dia dan ini akan menjadi kendala dalam proses Move On kita.

  3. Jangan sekali - kali menghubungi dia lagi, kalo tidak ada keperluan yang penting sekali, bila perlu hapus kontak nya itu akan membuat kita aman dan tak perlu lagi menghubunginya.

  4. Jangan liatin facebook mantan, karna kalo dia udah ada penggantinya dan lihat statusnya yang alay bareng sama pacarnya yang baru itu akan membuat kita sakit lagi.

  5. Bila perlu delete dari pertemanan di jejaring sosial agar status dia tidak selalu nongol di branda.

  6. Belajar dari kesalahan sebelumnya dan tidak mengulanginya kembali.

Alhamdulilah dengan ke enam cara diatas akhirnya aku berhasil Move On. Banyak hal yang masih bisa kita lakukan tanpa harus bersama dia (mantan pacar). Berpikir untuk selalu maju memangnya gak bisa apa tanpa dia. Orang yang sudah menikahpun bisa saja bercerai apalagi kita yang masih pacaran belum terikat dengan pernikahan. Jangan jadikan sebuah hubungan itu menjadi beban hidup apalagi setelah putus dari pacar, yang tadinya semangat sekarang jadi lemes gak ada semangat semangatnya. Yang sudah biarkan saja karna waktu tak bisa di ulang kembali belajarlah dari kesalahan dan tatap masa depan.

Minar gadis palembang

foto dia yg lagi buming


Selasa, 08 Desember 2015

KUMPULAN CERPEN PERSAHABATAN TERBAIK

Ok sobat bloger kembali lagi di blog saya, terimakasih sudah berkunjung, edisi kali ini saya akan membagikan cerpen persahabatan buat kalian, ceritanya cukup menginspirasi , so buat kalian yang punya sahabat baik jangan sering brantem ya, sahabat itu susah dicari lho !!! ok langsung aja disimak ceritanya semoga bermanfaat ^_^ 

 

Surat Terakhir Dari Sahabat




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 5 June 2013

Hari ini adalah hari dimana sahabatku Rena pindah sekolah. Dia akan pindah ke Australia karena mengikuti pekerjaan papanya. Di saat itu aku sedang duduk dengan Rena berdua di ruang kelas
“Ren, apa kamu akan benar-benar pindah sekolah?” Aku bertanya.
“Iya aku akan benar-benar pindah” Jawab Rena.
“Tapi kamu akan meninggalkanku sendiri disini” Jawabku lagi dengan sedih.
“Aku tahu Mitha. Aku juga berat meninggalkanmu karena kamu sahabatku satu-satunya” ucapnya lagi.
Aku hanya bisa tersenyum. karena Rena adalah sahabat baikku. Kemana pun pergi kita selalu bersama.
“Tenanglah jangan bersedih, walau pun kita jauh kita tetap menjadi sahabat. Dan aku janji akan mengirim surat tentang kabarku disana. Jadi, kamu gak perlu sedih lagi” Ucapnya menenangkanku.
“Janji ya” Ucapku sambil melingkarkan jari kelingking.
Rena pun mengangguk. Kini saatnya Rena berpamitan kepada guru dan teman-teman.
Dari sini aku tidak kuat menahan air mataku lagi hingga aku menangis.
“Selamat tinggal sahabatku. Jangan lupakan aku ya” Ucap Rena menghampiriku.
“Aku takkan pernah melupakanmu sampai kapan pun” Jawabku sambil tersenyum.
“Jangan nangis ya sahabatku” Ucap Rena sambil mengusap air mataku.
“Iya asalkan kamu selalu mengabariku” Jawabku.
“Selalu” Jawabnya singkat.
Akhirnya Rena pun pergi. Dia di bawa oleh mobil. Di saat itu aku menangis karena sahabatku pergi.
“Jangan lupakan aku ya” Teriakku sambil melambaikan tangan.
Kini hari pertama sekolah tanpa ada Rena sahabatku. Biasanya kami selalu kejar-kejaran di lapang. Kini hanya bayangannya saja.
Di hari pertama ini aku sangat sedih karena tanpa adanya Rena. Aku pulang ke rumah dengan lesu. Semangatku berkurang tanpa ada Rena.
Aku pun terdiam duduk sendiri di halaman rumah. Aku sangat sedih sekali. Hatiku menangis karena Rena tidak ada di sisiku.
“Kenapa Rena tidak mengabariku? Apakah dia sudah melupakanku?” Ucapku kesal
Dan aku pun melihat kotak surat yang ada di depan rumahku. Aku menghampirinya barangkali ada surat dari Rena. Aku pun melihat. Aku terkejut ternyata Rena tidak melupakanku. Aku langsung membawa surat itu ke kamar dan membaca isi surat itu
To: Mitha
Haii.. Apa kabar sahabatku? Semoga kamu baik-baik saja disana ya. Sekarang kamu lagi ngapain? Aku kangen banget sama kamu. Aku janji gak akan lupain kamu walau kita jauh. Buktinya aku janji ngirim surat ke kamu. Sekarang kamu harus janji jangan sedih lagi Okeee… Sekian dulu ya nanti ku sambung lagi. Laff Youu Mitha
Sahabatmu,
RENA
Setelah mendapatkan surat itu hatiku senang. Dan aku janji tak akan sedih lagi.
Kini hari-hariku senang karena tiap hari aku mendapatkan surat dari Rena. 10 hari berturut-turut aku mendapatkan surat dari sahabatku Rena.
Hari ini sepulang sekolah aku mengecek kotak surat, tetapi tidak ada satu surat pun dari Rena. Tapi aku maklumi mungkin Rena sedang sibuk.
Sampai akhirnya sudah 3 hari Rena tidak mengirim surat.
“Kenapa sampai saat ini Rena tidak mengirim surat untukku? Apakah dia lupa denganku?” Aku pun bertanya-tanya.
Hingga sekarang sudah 5 hari Rena tidak kunjung mengirim surat. Aku mulai kesal dan benci dengan Rena karena dia sudah melupakanku.
Keesokan harinya, Mamaku mengetuk pintu kamarku pagi-pagi sekali. Aku pun masih dalam keadaan ngantuk. Aku pun membuka pintu dan berkata.
“Ada apa Ma? Inikan masih pagi dan aku masih ngantuk!” Jawabku.
“Ada yang perlu Mama sampaikan. Ini sangat penting sekali” Jawab Mamaku dengan raut muka sedih.
“Memang ada apa?” Tanyaku bingung dengan penuh penasaran.
“Mama harap kamu jangan kaget. Barusan Mama mendapat kabar dari papanya Rena. Kalau Rena …” Jawab Mama terpotong.
“Rena kenapa Ma? Jawabku memotong pembicaraan Mama.
“Re… Re.. Rena.. Meninggal dunia” Jawab Mama sedih.
Dari sana ketika aku mendengar Rena meninggal dunia serentak membuatku kaget dan tidak percaya.
“Hahaha .. Mama ini ngomong ada-ada saja” Jawabku tidak percaya”
“Sayang, Mama tahu Rena adalah sahabat baikmu. Tapi ini bukan lelucon. Rena benar-benar meninggalkan kita semua. Dan ini ada surat dari Rena yang baru sampai. Coba sekarang kamu baca” Jawab Mama dengan lembut dan memberikan surat itu padaku.
“Apa ini benar Ma?” Jawabku dengan mata berkaca-kaca sambil mengambil surat itu.
Mama hanya mengangguk dan tersenyum padaku dan aku pun mulai membaca isi surat itu.
To : Mitha
Hallo sahabatku, apa kabar? Semoga sehat ya. Maaf aku baru kirim surat lagi ke kamu sekarang. Maaf banget ya Mitha. dan alasannya aku mengirim surat sekarang karena hari ini aku akan melakukan operasi. Kamu pasti tidak tahu aku akan melakukan operasi. Maafkan aku Mitha selama kita bertahun-tahun bersahabat, kamu belum tahu tentang penyakitku. Aku mempunyai kanker otak dan itu sudah parah. Maafkan aku Mitha aku tidak bisa berbicara langsung ke kamu tapi aku menggunakan surat ini. Maafkan aku Mitha, aku tidak pernah bercerita dan terus terang karena aku tidak mau sedih dan aku pergi ke Australia bukan untuk bersekolah tapi juga untuk mengobati penyakitku. Maafkan aku Mitha menyembunyikan dari kamu. Sekarang aku akan melalukan operasi. Aku menyempatkan diri untuk menulis surat ini karena aku sudah berjanji akan selalu mengirim surat untukmu. Aku minta doanya ya semoga operasiku lancar. Dan jika aku pergi tolong ikhlaskan aku karena aku gak mau lihat kamu sedih. Jika aku pergi untuk selamanya maafkan aku tidak bisa mengirim surat lagi untukmu. Dan maafkan semua kesalahanku. Jika aku benar-benar pergi pesan terakhirku jangan pernah bersedih lagi ya dan simpan surat ini sebagai kenangan terakhir sekaligus surat terakhir dariku. Jika aku tak bisa membuka mataku lagi. Dan yang perlu kamu tahu kamu akan tetap berada di hati kecilku selamanya ..
Sahabatmu,
RENA

KUMPULAN CERPEN TERBARU, EDISI CERPEN TERBAIK

 Kali ini saya akan membagikan beberapa cerpen hasil karya sahabat-sahabat kita,, nah penasaran kan ok langsung aja kita simak cerpennya...

Rindu Yang Tak Pernah Lekang




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 23 October 2015

Aku selalu menulis di diary hitamku yang sehitam mimpi-mimpiku. Sehitam rindu yang tak pernah lapuk, seiring zaman yang semakin kejam memenjaraku dalam kesunyian. Selalu ku tulis di akhir halamanku: diary, aku merindukan Mama dan Papa. Halaman-halaman itu semakin buram, seburam mataku yang berlinang air mata. Maka setelah itu aku selalu menutup diary hitamku dan kembali asyik dengan duniaku yang sunyi.
Aku terbangun dari mimpi panjangku ketika ku dengar suara ribut dari ruang sebelah. Disusul suara tembakan membahana. Satu tembakan menyusul suara tembakan yang selanjutnya. Aku terperanjat dan segera berlari ke ruang tamu, tiba-tiba tercium bau anyir darah. Tidak! Baru kali ini aku membaui bau anyir yang sangat pekat menyengat hidungku. Ku ikuti sumber bau itu. Bau anyir itu menuntunku menuju kamar Mama yang tak terlalu jauh dari ruang tamu. Pintu kamar itu terbuka beberapa senti. Lambat-lambat ku dengar suara isak tangis seorang lelaki.
Papa. Ya, itu suara Papa. Ada apakah gerangan? Aku tidak bisa memendam semua rasa penasaranku yang membuncah. Hingga kenop pintu ku buka, dan pada saat itulah aku melihat Papa menangis dengan suasana yang begitu tragis. Di sudut ruangan kamar yang menguarkan kengerian yang mencekam, mataku menangkap dua sosok tubuh tak bernyawa. Tergeletak tak berdaya di atas lantai putih dengan genangan darah merah yang seperti membara. Tidak! Aku tahu, salah satu dari tubuh bersimbah darah itu adalah tubuh Mamaku. Dan satu lagi, aku tak tahu pasti siapa dia. Seorang lelaki dengan pakaian yang nyaris telanjang. Darah bersimbah diamana-mana. Dari sanalah sumber bau anyir menyengat itu.
“Papa!”
Papa mendongak dengan tatapan tak percaya. Aku berlari dengan berurai air mata. Aku benar-benar yakin Papa telah membunuh Mama. Papa seorang pembunuh! Aku berlari ke luar rumah dengan air mata yang semakin menggenang di kedua pipiku. Oh Tuhan, Papa mengejarku. Apakah dia juga ingin membunuhku? Aku menghentikan langkah kakiku dan lututku gemetar memikirkan hal itu. Aku terduduk di atas rerumputan yang masih basah dengan embun pagi. Aku gemetar saat Papa mendekatiku.
“Papa. ke-kenapa ma-ma di–” Papa meraihku dan memeluk tubuhku yang gemetar ketakutan. Dia mencium keningku dengan penuh sayang. Ku rasai detak jantungnya dan gemetar tangannya. Desah napasnya dan air matanya membasahi punggungku. Papa membelai rambutku dengan penuh cinta.
“Kenapa Papa membunuh Mama?”
Papa menatapku sayu, “Tidak sayang, Papa tidak membunuh Mamamu. Mamamu setia kepada Papa. Tetapi wanita itu mengkhianati cinta Papa. Itu bukan Mama yang selama ini Papa kenal.”
“Tidak! Itu benar-benar Mama yang aku kenal,” batinku berontak.
Aku tak pernah mengerti dengan semua kata-kata Papa. Aku hanyalah bocah berumur belasan tahun yang tak tahu apa-apa. Aku suka pelukan Papa, tapi aku juga masih menginginkan belaian kasih Mama. Oh Papa, kenapa kau lakukan itu?
Sepanjang malam itu aku menangis dan Papa mendiamkanku karena dia juga selalu menangis sesering aku menangis. Itu yang aku tahu jika ku lihat matanya sebak. Nenek selalu bertanya kenapa kau selalu menangis. Papa menjawab bahwa aku sedang sakit. Ingin sekali aku mengatakan yang sebenarnya pada Nenek, tapi Papa bilang, jika aku mengatakan hal yang sebenarnya, Papa akan masuk penjara dan tidak akan bisa mengurusku lagi. Nenek juga bertanya ada apa sampai pulang ke desa tanpa ada pemberitahuan dahulu. Dan kenapa pula Mamaku tidak ikut.
“Dia sedang ada urusan.” Jawab Papa dengan suara bergetar. Sementara Adikku selalu tertawa dan asyik dengan teman-temannya.
Aku masih ingat dengan kepergian kami bertiga. Papa, aku dan Adikku meninggalkan rumah dengan tatapan curiga para tetangga. Curiga dengan keributan, suara tangisanku, atau wajah Papa yang misterius, barangkali. Maka sepanjang perjalanan itu menangislah aku. Sementara Papa mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Aku selalu terkesiap jika mobil melewati tikungan tajam atau jalanan menurun. Beruntung jalanan itu lenggang dengan kendaraan.
“Papa!!!” seruku memperingatkan.
“Diam!!” Bentak Papa dan mobil tiba-tiba direm mendadak sebelum menabrak bebatuan tebing yang mencuat di kiri kanan jalanan. Papa memukul dahinya dan untuk kesekian kalinya dia kembali menangis sesenggukan. Aku tahu Papa tertekan dan shock dengan apa yang selama ini dia lakukan. Apakah Papa menyesal telah membunuh Mama dan seorang laki-laki yang entah siapa?
Dua hari kami di desa Nenek. Tiba-tiba saja datang beberapa orang polisi untuk menangkap Papa.
“Bapak Darma telah melakukan pembunuhan dua orang sekaligus, termasuk istrinya dua hari yang lalu.” Terang seorang polisi ketika Nenek bertanya pada mereka. Nenek shock dan tiba-tiba tubuhnya menggelosor tak berdaya. Papa tampak terdiam sayu.
Tanpa ku duga Papa mengeluarkan sesuatu dari pinggangnya dan..
Dorr!! Dorr!! Dorr!!!
Dua polisi meregang nyawa di teras rumah Nenek. Aku mencium darah yang aromanya tak jauh beda dengan bau anyir tiga hari yang lalu. Papa telah membunuh empat orang dalam tempo lima hari. “Papa memang seorang pembunuh!” Rutukku dalam hati.
Dorr!!
Satu suara tembakan semakin membuat aku terbelalak tak percaya. Papa menembak sendiri kepalanya sebelum polisi lain menembak kedua betisnya. Ku dengar pula teriakan Adikku yang tak ingin aku dengar. Pandanganku gelap dan untuk selanjutnya aku tidak ingat apa-apa.

Beberapa hari setelah itu Nenek jatuh sakit. Aku benar-banar semakin menderita. Tanpaknya air mata telah habis untuk menangisi semua yang aku alami. Ingin sekali mulutku menyumpah Papa dan mencerca Mama yang telah membuat hidupku hancur dalam tempo yang begitu cepat. Takdir berkata lain. Nenek meninggal dunia karena penyakit jantungnya dan aku tahu, Nenek meninggal dengan membawa kesedihan. Jika aku dibolehkan untuk memilih antara hidup dan mati, maka aku lebih memilih mati saja. Menyusul Papa, Mama, dan Nenek yang selama ini menyayangiku. Hingga akhirnya Paman Salim membawa kami berdua yang telah yatim piatu, aku dan Adikku yang masih balita ke kotanya.
Paman Salim adalah Adik Papaku. Mereka mengontrak rumah di sebuah kota Provinsi yang berbeda. Tapi sungguh tak pernah ku duga mereka membawaku ke rumahku kembali. Rumah yang selalu membayangiku dengan aroma darah yang menguar beberapa waktu yang lalu. Tidak! Aku tidak ingin kembali lagi untuk selama-lamanya.. aku ingin melupakan ketragisan itu
Paman mencoba membujukku.
“Dari pada paman harus mengeluarkan uang tiap bulan untuk mengontrak, lebih baik paman mendiami rumah Papamu. Insya Allah, semuanya akan baik-baik saja.” Ujar paman ketika aku melayangkan ketidaksetujuan itu padanya.
“Kamu jangan mengingat-ngingat terus Papa-Mamamu sayang. Kalian masih punya Paman dan Bibi yang menyayangi kalian.” Hibur Bibi Santi suatu hari ketika didapatinya aku menangis tergugu. Dan benar apa yang telah dikatakan Bibi, mereka menyayangi aku dan Adikku seperti orangtua terhadap anaknya sendiri.
Tapi kasih sayang itu tidak akan bisa meluruhkan kesedihan dan air mata yang telah bersemayan di hatiku. Bayangan Papa dan Mama tak akan pernah lekang dari kedua pelupuk mataku.
Potret Papa dan Mama ku gantung di dinding dengan pigura yang indah. Mereka tersenyum bahagia. Papa merangkul Mama bersama aku dan Adikku. Aku seperti tersedot oleh lorong waktu. Lalu kenapa keceriaan itu harus berakhir dengan tragis? Kenapa mereka harus meregang nyawa di saaat aku masih membutuhkan kehangatan kasih mereka? Di saat mereka belum cukup tua untuk meninggalkan dunia. Mama meninggal pada usia 30 tahun dan Papa 32 tahun. Paman dan Bibi pernah mengambil pigura itu dan diam-diam membuangnya ke tong sampah tanpa sepengetahuanku. Tapi aku berhasil mengetahuinya dan aku mengambilnya kembali untuk dipasang di tempat semula. Lalu kutanya kenapa mereka membuangnya.
“Paman tak ingin kamu murung dan selalu menangis dengan keberadaan potret itu.”
“Tidak! Aku akan mengenangnya paman. Hingga akhir hidupku, atau mungkin hingga aku bosan karenanya.” Tapi sampai kapankah aku bisa bosan.
Dua tahun berlalu. Aku masih berteman dengan mimpi yang ku karang sendiri. Tentang Mama dan Papa dan tentang semua kepedihan yang ku rasa. Kadang aku tertawa bila mengenang semua yang pernah aku alami bersama mereka berdua. Tertawa mengenang canda tawa, menangis dan histeris bila malam menyergapku ke dalam kesunyian yang semakin mencekam. Tak ada yang bisa mengobati kesunyian dan rasa rinduku ini selain Papa dan Mama yang telah menambatkan semua cinta kasih itu di seluruh ruang hatiku.
Paman dan Bibi merasa khawatir dengan kondisiku dan membawaku ke psikiater. Untuk apa aku dibawa ke sana? Aku harus dibawa satu minggu sekali secara rutin. Jika masa tiga bulan belum ada perubahan aku disarankan dibawa ke rumah sakit jiwa karena aku di diagnosis paranoia. Sejak saat itu aku tak pernah lagi percaya terhadap psikiater. Aku menganggapnya hanya seorang pembohong dan mulut besar. Itu asumsiku. Tapi parahnya Paman dan Bibiku lebih percaya terhadap psikiater itu ketimbang keponakannya sendiri, bah!
Tiga bulan setelah itu Paman benar-benar membawaku ke rumah sakit jiwa.
“Paman! Aku tidak gila!”
Paman mengeluh panjang dan Bibi mengusap air matanya.
“sayang, tiap minggu kami akan selalu menengokmu. Kamu pasti akan rindu terhadap adikmu bukan?”
Tinggallah aku di lingkungan yang terasa asing bagiku, tempat yang benar-benar membuatku semakin frustasi setengah mati. Tak ada lagi potret Mama dan Papa. Hari-hariku ku jalani dengan beban rindu yang menyiksa perasaan.
“Paman, bawa potret itu ke sini.” pintaku saat Paman menengokku minggu berikutnya. Paman hanya mengangguk lemah. Namun tak pernah sekalipun Paman membawanya.
Aku membenci semua penghuni rumah sakit jiwa. Kenapa pula aku harus hidup di tengah orang-orang seperti mereka. Apa salahku? aku hanya merindukan kedua orangtuaku dan aku hanya menumpahkan rindu yang tak terperi itu dengan apa yang aku mau. Bukan apa kehendak Paman dan Bibiku. Apalagi psikiater pembohong itu.
Selalu ku tulis surat untuk mereka -orangtuaku. Surat rindu yang tak akan pernah lekang dalam mimpi-mimpi sekalipun. Bila angin lewat, ku robek-robek secarik surat itu hingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Biarlah angin yang berkesiut itu mengantarkan pesanku pada Mama dan Papa. Atau aku bakar surat itu dan ku tabur abunya di kolam taman. Aku harap mereka menyampaikan rindu ini pada bumi sebagai tempat terakhir orangtuaku bersemayam. Aku.. ah, aku terlampau rindu.
Semua perawat di tempat ini sungguh menjengkelkan. Tapi tiba-tiba ada seorang berjilbab yang belum pernah ku jumpai sebelumnya. Mungkin ia perawat baru di sini. Ia baik sebaik Mamaku dulu. Mengajakku bercerita dan bercanda. Ia periang seperti periangnya Papaku. Ia selalu mengajakku bermain dan seakan-akan ia adalah titisan dari kedua orangtuaku. Aku merasakan kehadiran Mamaku di sini.
“Apa Ibu juga menganggapku gila?” tanyaku suatu hari.
Perempuan itu terperanjat mendengar pertanyaanku. “Tidak, kamu anak yang baik. Siapa bilang kamu gila.”
“Kata orang-orang.”
Perempuan itu tersenyum dan mencoba meyakinkanku bahwa aku baik-baik saja. Dan aku percaya kepadanya, karena aku tahu, dia tak pernah berbohong sebagaimana berbohongnya psikiaterku dulu.
Suatu hari ia menemukan diary hitamku. Diam-diam dia membacanya dengan tuntas, lantas menatapku.
“sayang, kamu…” dia tidak meneruskan kata-katanya dan tiba-tiba ia memelukku dalam kehangatan kasih sayangnya. Tiba-tiba aku merasakan pelukan Mama.
“Mama.”
Perempuan itu mengangkat daguku. “sayang, kamu tahu dunia ini belum berakhir. Kamu masih punya orang-orang yang menyayangimu. Jangan kau biarkan dirimu menderita seperti itu.”
“Aku hanya rindu Mama dan Papa.”
“Tapi kamu tak pernah sekali pun merindukan Tuhan yang telah menciptakan Mama dan Papamu.”
“Karena Tuhan telah mengambil nyawa Mama dan Papaku.” bantahku.
“Tapi Tuhan telah memberimu kesempatan untuk merasakan kasih sayang mereka berdua. Kau tahu? Tuhan juga memberimu rasa rindu itu.”
Aku terdiam dan mencoba mencerna setiap kata-katanya.
“Apa yang terjadi jika seandainya Tuhan tidak pernah memberimu kesempatan untuk bisa melihat kedua orangtuamu. Atau kau tidak terlahir dari Mamamu?” lanjutnya dan tatapannya menyisir setiap relung hatiku. Dia tersenyum dan melanjutkan kata-katanya, “Ibu ingin melihatmu tersenyum.”
Entah kenapa, aku terdiam dalam tangis. Tapi tangis saat ini berbeda dengan tangisan sebelum ini. Aku merasakan kehangatan menjalari hatiku. Aku merasakan getar kerinduan pada Tuhan yang selama ini aku nyaris melupakannya.
“Antarkan aku pulang.” Lirihku dan perempuan itu mengangguk senang dan kembali membenamkan kepalaku pada pelukannya.